Selasa, 17 Jul 2018, 10:27:58 WIB, 79963 View , Kategori : Pendidikan

JAKARTA - Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan dilaksanakan dengan model hybrid learning yang mengadaptasi perkembangan teknologi di era Industri 4.0. 

Direktur Pembelajaran Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) Paristianti Nurwandani menyampaikan PPG dalam Jabatan 2018 akan mengembangkan sistem hybrid learning dengan standar Indonesia, yakni perpaduan antara pembelajaran daring selama lima bulan, dan tatap muka selama lima minggu. 

Selanjutnya, para guru akan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama tiga minggu. PPG akan dilaksanakan di 38 kampus atau Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK). Jumlah guru yang akan meng ikuti PPG da lam Jabatan 2018 ini berjumlah 20.887 orang. 

Paristianti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Ke menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat 1.200 modul pada program PPG dalam jabatan ini. “Harapan kami, guru Indonesia betul-betul profesional dan tidak kalah dari profesi dokter. Jadi, nanti PPG akan sama prestisiusnya dengan pendidikan dokter,” katanya di Jakarta kemarin. 

PPG dalam Jabatan ialah program pendidikan bagi guru PNS dan non-PNS yang sudah mengajar. Mereka akan dididik menjadi guru dengan keahlian yang dibutuhkan oleh siswa masa kini. Hasilnya adalah mereka akan mendapat sertifikat pendidik yang menyatakan mereka adalah guru profesional. 

Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi sangat berharap PPG akan berjalan dengan baik, sehingga para guru yang mengikuti pendidikan akan berubah cara mengajarnya. Tidak lagi pasif, namun aktif. Cara memberi evaluasi juga berubah yakni yang memberikan semangat kepada siswa untuk sekolah. 

Didik menyerahkan sepenuhnya metode pembelajaran hybrid learning kepada masingmasing perguruan tinggi. “Semoga ilmu-ilmu yang Bapak keluarkan membawa perbaikan dan perubahan yang signifikan bagi guru-guru kami di lapangan,” harapnya. 

Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Indonesia Syawal Gultom menambahkan, pada pelaksanaan PPG mendatang, para guru akan diberi kompetensi-kompetensi baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan dapat berpikir kritis sehingga para guru memiliki daya nalar tinggi. 

“Kita sepakat untuk melakukan perubahan itu dimulai dari guru. Ubah cara membelajarkan guru, guru harus bisa menyampaikan cara berpikir, karena mahakarya Aristoteles itu logika. Semakin tinggi cara kita bernalar, semakin cepat negeri ini maju,” jelasnya. Rektor Universitas Negeri Medan ini menyampaikan, peranan guru sangatlah penting dalam membangun sebuah bangsa. 

Syawal juga menegaskan bahwa bangsa yang hebat hanya dapat dibangun oleh generasi yang hebat, dan generasi yang hebat hanya dapat di hasilkan oleh guru-guru yang hebat, dan guru yang hebat dihasilkan dari LPTK yang hebat serta proses pendidikan guru yang sudah terstandardisasi. (Neneng Zubaidah)





Tuliskan Komentar